Penyebab Pneumonia

Pneumonia adalah infeksi pada paru-paru yang dapat disebabkan oleh berbagai faktor, termasuk bakteri, virus, dan jamur. Salah satu penyebab utama pneumonia adalah infeksi bakteri, dengan Streptococcus pneumoniae sebagai penyebab bakteri paling umum. Ketika bakteri ini masuk ke dalam saluran pernapasan, mereka dapat menginfeksi alveolus (kantung udara kecil di paru-paru), menyebabkan peradangan dan pengumpulan cairan yang mengganggu proses pernapasan. Kondisi ini menyebabkan gejala seperti batuk, demam, sesak napas, dan nyeri dada. https://admin.bcfc.co.uk/

Selain bakteri, virus juga merupakan penyebab utama pneumonia, terutama pada anak-anak dan orang dewasa yang lebih tua. Virus yang paling sering menyebabkan pneumonia adalah virus influenza, virus pernapasan syncytial (RSV), dan virus corona. Infeksi virus ini dapat menyebabkan peradangan di saluran pernapasan, yang mengganggu kemampuan paru-paru untuk menyerap oksigen secara efektif. Virus juga dapat membuat tubuh lebih rentan terhadap infeksi bakteri sekunder, yang memperburuk kondisi pneumonia.

Jamur juga dapat menjadi penyebab pneumonia, meskipun lebih jarang terjadi. Infeksi jamur seperti Histoplasma, Coccidioides, atau Blastomyces biasanya ditemukan di daerah tertentu di dunia dan lebih sering mempengaruhi individu dengan sistem kekebalan tubuh yang lemah, seperti penderita HIV/AIDS atau mereka yang menjalani pengobatan imunosupresif. Jamur ini bisa menginfeksi paru-paru melalui inhalasi spora yang terkontaminasi, menyebabkan gejala serupa pneumonia yang disebabkan oleh infeksi bakteri atau virus.

Faktor risiko lain yang berkontribusi pada penyebab pneumonia adalah kondisi medis yang melemahkan sistem kekebalan tubuh. Penderita penyakit seperti HIV/AIDS, kanker, diabetes, dan penyakit jantung memiliki risiko yang lebih tinggi untuk mengembangkan pneumonia. Ketika sistem kekebalan tubuh tidak berfungsi optimal, tubuh menjadi lebih rentan terhadap infeksi paru-paru yang dapat menyebabkan pneumonia. Penggunaan obat-obatan imunosupresif, yang sering digunakan pada pasien yang menjalani transplantasi organ atau pengobatan kanker, juga dapat meningkatkan risiko pneumonia.

Pneumonia juga dapat berkembang setelah infeksi saluran pernapasan bagian atas, seperti flu atau pilek, yang tidak diobati dengan baik. Jika virus atau bakteri yang menyebabkan infeksi tersebut menyebar ke paru-paru, mereka dapat menyebabkan pneumonia. Selain itu, orang yang terbaring lama di tempat tidur atau memiliki mobilitas terbatas, seperti pasien rumah sakit atau mereka yang baru menjalani operasi, juga lebih rentan terhadap pneumonia. Kondisi ini terjadi karena stagnasi cairan di paru-paru atau penurunan kemampuan tubuh untuk membersihkan saluran pernapasan dari bakteri atau virus. http://assets-stage.scup.org/

Paparan terhadap faktor lingkungan, seperti polusi udara atau asap rokok, juga dapat meningkatkan risiko seseorang terkena pneumonia. Asap rokok, baik yang dihirup langsung maupun pasif, dapat merusak lapisan pelindung saluran pernapasan, mempermudah infeksi bakteri atau virus. Begitu pula dengan polusi udara yang mengandung partikel berbahaya, seperti polutan industri dan kendaraan bermotor, yang dapat menyebabkan iritasi pada saluran pernapasan dan melemahkan kemampuan tubuh untuk melawan infeksi. Paparan lingkungan semacam ini membuat individu lebih rentan terhadap infeksi paru-paru yang berujung pada pneumonia.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *