GERD atau Gastroesophageal Reflux Disease adalah kondisi kronis di mana asam lambung naik ke kerongkongan (esofagus), menyebabkan iritasi dan peradangan. Penyakit ini terjadi akibat melemahnya katup atau sfingter esofagus bagian bawah (LES), yang seharusnya menutup setelah makanan masuk ke lambung. Jika sfingter ini tidak berfungsi dengan baik, asam lambung dapat mengalir kembali ke esofagus dan menyebabkan gejala seperti nyeri ulu hati (heartburn), regurgitasi, serta sensasi terbakar di dada dan tenggorokan. http://anzac100.nzherald.co.nz/
Salah satu penyebab utama GERD adalah kebiasaan makan yang buruk. Mengonsumsi makanan dalam porsi besar, makan terlalu cepat, atau makan sebelum tidur dapat meningkatkan tekanan pada lambung dan menyebabkan refluks asam. Selain itu, makanan dan minuman tertentu seperti makanan berlemak, pedas, cokelat, kopi, alkohol, serta minuman bersoda dapat melemahkan sfingter esofagus dan memicu gejala GERD.
Kelebihan berat badan atau obesitas juga merupakan faktor risiko utama GERD. Lemak berlebih di area perut dapat meningkatkan tekanan intra-abdominal, sehingga mendorong isi lambung naik ke esofagus. Selain itu, kondisi seperti kehamilan juga dapat meningkatkan tekanan pada lambung, yang membuat ibu hamil lebih rentan mengalami refluks asam.
Kebiasaan hidup yang tidak sehat, seperti merokok dan konsumsi alkohol berlebihan, juga berkontribusi terhadap perkembangan GERD. Nikotin dalam rokok dapat melemahkan sfingter esofagus bagian bawah, sementara alkohol dapat merangsang produksi asam lambung yang berlebihan. Selain itu, stres dan kurang tidur juga dapat memperburuk gejala GERD karena dapat memicu peningkatan produksi asam lambung.
Beberapa kondisi medis tertentu juga dapat meningkatkan risiko GERD. Gangguan motilitas esofagus, hernia hiatus (di mana bagian atas lambung menonjol ke dalam rongga dada), serta gastroparesis (gangguan pengosongan lambung yang lambat) dapat menyebabkan refluks asam lebih sering terjadi. Selain itu, penggunaan obat-obatan tertentu seperti NSAID, obat tekanan darah, atau antidepresan tertentu juga dapat memengaruhi fungsi sfingter esofagus dan memperburuk GERD. https://reports.sonia.utah.edu/
Untuk mencegah dan mengelola GERD, penting untuk menerapkan pola makan sehat, menjaga berat badan ideal, menghindari pemicu makanan, serta berhenti merokok dan mengurangi konsumsi alkohol. Jika gejala GERD berlanjut atau semakin parah, konsultasi dengan dokter diperlukan untuk mendapatkan penanganan medis yang tepat, termasuk penggunaan obat penurun asam atau terapi lainnya guna mencegah komplikasi seperti esofagitis atau Barrett’s esophagus.